BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Vitamin (bahasa Inggris:
vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organikamina berbobot molekul
kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak
dapat dihasilkan oleh tubuh.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya
"hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang
memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian.
Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang samasekali tidak memiliki atom N.
Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah faktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh
untuk dapat bertumbuh dan berkembang secaranormal.
Terdapat 13 jenis
vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan
baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin,
niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau
memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D
dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Vitamin dibagi menjadi
2 yaitu :
1. Vitamin larut dalam air : vitamin B dan vitamin C
2. Vitamin larut dalam lemak : vitamin A, D, E, K
1. Vitamin larut dalam air : vitamin B dan vitamin C
2. Vitamin larut dalam lemak : vitamin A, D, E, K
Oleh karena itu, tubuh
memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita
konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang
tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat
diperoleh melalui suplemen makanan. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam
tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak
mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin
dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam
tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa
lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.Contohnya
adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan.
Disamping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat
menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
2.2 Rumusan Masalah
v Bagaimana sejarah
vitamin A ?
v Bagaimana klasifikasi
vitamin A ?
v Makanan apa saja yang
termasuk golongan vitamin A ?
v Apa fungsi vitamin A ?
v Apa dampak jika
kekurangan vitamin A ?
2.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui sejarah
vitamin A
Untuk mengetahui
klasifikasi vitamin A
Untuk mengetahui sumber
makanan yang mengandung vitamin A
Untuk mengetahui fungsi
vitamin A
Untuk mengetahui dampak
jika kekurangan vitamin A
BAB II
ISI
2.1 Sejarah Vitamin A
Vitamin adalah zat-zat
organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya
tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari
makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan
kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. karena vitamin
adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan.
Istilah vitamine pertama kali dipergunakan
pada tahun 1912 oleh Cashimir Funk di Polandia. dalam upaya menemukan zat di
dalam dedek beras yang mampu menyembuhkan penyakit beri-beri, ia menyimpulkan
bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kekurangan suatu zat di dalam makanan
sehari-hari. zat ini dibutuhkan untuk hidup (vita) dan mengandung unsur
nitrogen (amine), oleh sebab itu diberi nama vitamine. Penelitian
selanjutnya membuktikan bahwa ada beberapa jenis vitamin yang ternyata tidak
merupakan amine. Oleh sebab itu "vitamine" kemudian diubah menjadi
vitamin.
Vitamin diberi nama urut abjad (A, B, C, D, E,
dan K). Vitamin B ternyata memiliki beberapa unsur vitamin.
Penelitian-penelitian kemudian membedakan vitamin menjadi dua kelompok:
1. Vitamin Larut dalam Lemak (Vitamin A, D, E, dan K).
2. Vitamin Larut dalam Air (Vitamin B dan C).
Vitamin Larut dalam Lemak :
Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang
pertama ditemukan. Sejak 100 tahun SM, para dokter di Cina dan Mesir melakukan
penyembuhan dengan mengoleskan hati sapi pada mata yang kemudian mengalami buta
senja (dalam bahasa Yunani ‘nuktalo’pia’). Seorang dokter romawi (25 tahun SM)
pertama-tama menggunakan istilah xeroftalmia. Penyakit ini pada abad ke-19
banyak terdapat di Eropa dan hingga sekarang di negara berkembang. Penyakit ini
merupakan penyakit defisiensi (kurang) gizi pertama yang diteliti oleh Megadine
pada tahun 1816 dengan memberikan makanan yang hanya diberi gluten gandum,
pati, gula, dan minyak zaitun pada anjing percobaan.
Pada tahun 1918, ditemukan sifat mengatur pertumbuhan
yang sama dari makanan yang mengandung pigmen berwarna kuning berasal dari
sayuran. Pada tahun 1928 karoten, salah satu pigmen berwarna kuning
tumbuh-tumbuhan, di identifikasi sebagai prekursor vitamin A. Istilah vitamin A
kemudian digunakan untuk menyatakan semua bentuk vitamin tersebut yang
merupakan sumber vitamin A.
Pada tahun 1932 susunan kimia vitamin A
diketahui. Pada tahun 1937 vitamin A dapat diisolasi dari minyak hati halibut
dalam bentuk kristal, pada tahun 1974 vitamin A dapat di seintesis. Vitamin A
sekarang digunakan untuk fortifikasi berbagai macam pangan dan sebagai
suplemen. Vitamin A dinamankan retinol karena fungsi spesifiknya dalam retina
mata.
Penelitian di Indonesia pada tahun 1976-1984
oleh Sommer dan tarwotjo dkk, menunjukkan bahwa anak-anak di propinsi Aceh dan
Jawa Barat yang memiliki xeroftalmia ringan mempunyai resiko lebih tinggi
sebesar 2-3 kali untuk menderita penyakit infeksi saluran pernapasan dan diare,
serta 3-6 kali untuk mati. Penelitian di Tanzania dan Afrika Selatan
menunjukkan penurunan angka kematian karena campak sebesar 46-80% pada
anak-anak penderita campak yang diberi suplementasi 200.000 SI vitamin A selama
2 hari berturut-turut.
Penelitian-penelitan yang dikutip oleh submit
(1991), menunjukkan kemungkinan hubungan antara beta-karoten dan vitamin A
dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung coroner dan kanker. Hal ini
berkaitan karena fungsi beta-karotin dan vitamin A sebagai antioksidan yang
mampu menyesuaikan fungsi kekebalan dan sistem perlawanan tubuh terhadap
mikroorganisme atau proses merusak lainnya.
2.2 Klasifikasi Vitamin
A
2.2.1 Sifat-sifat Vitamin A
Vitamin A terdiri dari 3
biomolekul aktif, yaitu retinol, retinal (retinaldehyde) dan retinoic
acid. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat mensintesis vitamin A,
tetapi manusia dan hewan mempunyai enzim di dalam mukosa usus yang sanggup mengubah karotenoid
provitamin A menjadi vitamin A. Retinol dan retinal mudah
dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan panas dan lembab dan bila
berhubungan dengan mineral mikro atau dengan lemak/minyak yang tengik.
Vitamin A dalam bentuk ester asetat atau palmitat bersifat
lebih stabil dibanding bentuk alkohol maupun aldehid.
Tumbuh-tumbuhan tidak mensintesis vitamin A, akan tetapi
manusia dan hewan mempunyai enzim di dalam mukosa usus yang sanggup merubah
karotenoid provitamin A menjadi vitamin A. Dikenal bentuk-bentuk vitamin A,
yaitu bentuk alkohol, dikenal sebagai retinol, bentuk aldehid disebut retinal,
dan berbentuk asam, yaitu asam retinoat.
Retinol dan retinal mudah dirusak oleh oksidasi terutama
dalam keadaan panas dan lembab dan bila berhubungan dengan mineral mikro atau
dengan lemak/minyak yang tengik. Retinol tidak akan berubah dalam gelap,
sehingga bisa disimpan dalam bentuk ampul, di tempat gelap, pada suhu di bawah
nol. Retinol juga sukar berubah, jika disimpan dalam tempat tertutup rapat,
apalagi disediakan antioksidan yang cocok. Vitamin dalam bentuk ester asetat
atau palmitat bersifat lebih stabil dibanding bentuk alkohol maupun aldehid.
Secara kimia, penambahan vitamin E dan antioksidan alami
dari tanaman bisa melindungi vitamin A dalam bahan makanan. Leguminosa
tertentu, terutama kacang kedele dan alfafa, mengandung enzim lipoksigenase
yang bisa merusak karoten, xantofil, bahkan vitamin A, melalui tahapan-tahapan oksidasi dengan asam lemak
tidak jenuh. Melalui pemanasan yang sempurna pada kacang kedele dan pengeringan
pada alfafa akan merusak enzim tersebut.
Di dalam praktek, terutama dalam penyimpanan, vitamin A
bersifat tidak stabil. Guna menciptakan kestabilannya, maka dapat diambil
langkah-langkah, yaitu secara kimia, dengan penambahan antioksidan dan secara
mekanis dengan melapisi tetesan-tetesan vitamin A dengan lemak stabil, gelatin
atau lilin, sehingga merupakan butiran-butiran kecil. Melalui teknik tersebut,
maka sebagian besar vitamin A bisa dilindungi dari kontak langsung dengan
oksigen.
2.2.2 Manfaat Vitamin A
Vitamin A essensial untuk pertumbuhan, karena merupakan senyawa
penting yang menciptakan tubuh tahan terhadap infeksi dan memelihara
jaringan epithel berfungsi normal. Jaringan epithel yang dimaksud adalah
terutama pada mata, alat pernapasan, alat pencernaan, alat reproduksi, syaraf
dan sistem pembuangan urine.
Hubungan antara vitamin A dengan fungsi mata yang normal,
perlu mendapat perhatian khusus. Vitamin A berperan dalam sintesis stereoisomer
dari retinal yang disebut retinen, yang berkombinasi dengan protein membentuk grup prostetik yang disebut “visual purple”, yang
lebih dikenal dengan istilah rodopsin. Jadi vitamin A diperlukan untuk
mensintesis rodopsin, yang selalu pecah atau dirusak oleh proses fotokimiawi
sebagai salah satu proses fisiologis dalam sistem melihat. Apabila vitamin A
pada suatu saat kurang dalam tubuh, maka sintesis ”visual purple” akan
terganggu, sehingga terjadi kelainan-kelainan melihat.
Vitamin A berperan dalam berbagai proses tubuh, antara
lain, stereoisomer dari retinal yang disebut retinen, memainkan peranan penting
dalam penglihatan. Vitamin A diperlukan juga dalam pencegahan ataxia, pertumbuhan dan
perkembangan sel, pemeliharaan kesempurnaan selaput lendir (mukosa),
reproduksi,pertumbuhan tulang rawan yang baik dan cairan serebrospinal yang
norma, mampu meningkatkan sistem imun, berperan penting dalam menjaga kesehatan
kulit dan terbukti bisa melawan ketuaan.
Secara metabolik, vitamin A berperan dalam memacu sintesis
kortikosteroid, yaitu pada proses hidroksilasi pregnenolon menjadi progesteron,
memacu perubahan mevalonat menjadi squalen, yang selanjutnya dirubah menjadi
kolesterol dan sebagai pengemban (carrier) pada sintesis glikoprotein membran.
2.2.3 Metabolisme
vitamin A
Vitamin A dan β-karoten diserap dari usus halus dan
sebagian besar disimpan di dalam hati. Bentuk karoten dalam tumbuhan
selain β, adalah α, γ-karoten serta kriptosantin. Setelah dilepaskan dari
bahan pangan dalam proses pencernaan, senyawa tersebut diserap oleh usus halus
dengan bantuan asam empedu (pembentukan micelle).
Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle secara
difusi pasif, kemudian digabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui
saluran limfatik, kemudian bergabung dengan saluran darah dan ditransportasikan
ke hati. Di hati, vitamin A digabungkan dengan asam palmitat dan disimpan dalam
bentuk retinil-palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh, retinil palmitat
diikat oleh protein pengikat retinol (PPR) atauretinol-binding protein (RBP), yang disintesis
dalam hati. Selanjutnya ditransfer ke protein lain, yaitu “transthyretin” untuk
diangkut ke sel-sel jaringan.
Vitamin A yang tidak digunakan oleh sel-sel tubuh diikat
oleh protein pengikat retinol seluler (celluler retinol binding protein),
sebagian diangkut ke hati dan bergabung dengan asam empedu, yang selanjutnya
diekskresikan ke usus halus, kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui feses.
Sebagian lagi diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine dalam bentuk
asam retinoat.
Karoten diserap oleh usus seperti halnya vitamin A,
sebagian dikonversi menjadi retinol dan metabolismenya seperti di atas.
Sebagian kecil karoten disimpan dalam jaringan adiposa dan yang tidak digunakan
oleh tubuh diekskresikan bersama asam empedu melalui feses.
Pada diet nabati, di lumen usus, oleh enzim β- karoten 15,15-deoksigenase,
β- karoten tersebut dipecah menjadi retinal
(retinaldehid), yang kemudian direduksi menjadi retinol oleh enzim retinaldehid reduktase.
Pada diet hewani, retinol ester dihidrolisis oleh esterase dari pankreas, selanjutnya diabsorbsi
dalam bentuk retinol, sehingga diperlukan garam empedu.
Proses di atas sangat terkontrol, sehingga tidak
dimungkinkan produksi vitamin A dari karoten secara berlebihan. Tidak seluruh
karoten dapat dikonversi menjadi vitamin A, sebagian diserap utuh dan masuk ke
dalam sirkulasi, hal ini akan digunakan tubuh sebagai antioksidan. Beberapa hal
yang menyebabkan karoten gagal dikonversi menjadi vitamin A, antara lain (1)
penyerapan tidak sempurna ; (2) konversi tidak 100%, salah satu sebab
adalah diantara karoten lolos ke saluran limfe, dan (3) pemecahan yang kurang
efisien.
2.3 Fungsi
Vitamin A Bagi Tubuh
1. Menjaga kesehatan mata.
Vitamin A sangat berperan dalam pembentukan indera penglihatan. Vitamin ini akan membantu mengubah sinyal molekul dari sinar atau cahaya yang diterima retina untuk menjadi suatu proyeksi gambar di otak kita.
2. Mencegah terjadinya kanker
Vitamin A dapat membantu sel untuk bereproduksi secara normal. Jika sel-sel tersebut tidak bereproduksi secara normal, bisa berubah menjadi pra-kanker.
3. Diperlukan untuk Ibu Hamil
Vitamin A juga sangat baik bagi ibu hamil. Karena dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan embrio dan janin, serta akan mempengaruhi gen untuk perkembangan organnya.
4. Mencegah infeksi dan meningkatkan kekebalan tubuh
Vitamin A melindungi tubuh dari inveksi organisme asing seperti bakteri patogen. Vitamin ini akan meningkatkan aktivitas kerja dari sel darah putih dan antibodi di dalam tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih resisten terhadap senyawa toksin ataupun serangan mikroorganisme parasit.
Vitamin A sangat berperan dalam pembentukan indera penglihatan. Vitamin ini akan membantu mengubah sinyal molekul dari sinar atau cahaya yang diterima retina untuk menjadi suatu proyeksi gambar di otak kita.
2. Mencegah terjadinya kanker
Vitamin A dapat membantu sel untuk bereproduksi secara normal. Jika sel-sel tersebut tidak bereproduksi secara normal, bisa berubah menjadi pra-kanker.
3. Diperlukan untuk Ibu Hamil
Vitamin A juga sangat baik bagi ibu hamil. Karena dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan embrio dan janin, serta akan mempengaruhi gen untuk perkembangan organnya.
4. Mencegah infeksi dan meningkatkan kekebalan tubuh
Vitamin A melindungi tubuh dari inveksi organisme asing seperti bakteri patogen. Vitamin ini akan meningkatkan aktivitas kerja dari sel darah putih dan antibodi di dalam tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih resisten terhadap senyawa toksin ataupun serangan mikroorganisme parasit.
2.4 Sumber Makanan yang Mengandung Vitamin A
Macam-macam Sumber Vitamin A :
1. Sereal
Berasal dari jagung kuning dan gandum
2. Umbi-umbian
Umbi-umbian yang mengandung banyak vitamin A adalah ubi kuning, ubi kuning kukus, ubi jalar merah, ubi rambat merah,
3. Biji-bijian
Dari biji-bijian atau kacang-kacangan adalah kacang ercis dan kacang merah
4.Sayuran
Sayuran yang mengandung banyak vitamin A diantaranya bakung, bayam, bayam keripik goreng, bunkil daun talas, bayam merah, daun genjer, daun jambu, daun jambu mete, daun kacang panjang, serta daun hijauan lainnya, Gandaria, kacang panjang, kankung, kol cina, labu kuning, rumput laut, sawi, semanggi, terong hintalo dan wortel.
5. Buah-buahan
Contohnya adalah apel, buah negeri, kesemek, mangga, pepaya, pisang, sowa serta sukun.
6. Hewani
Sumber vitamin A Hewani berasal dari daging ayam, bebek, ginjal domba, hati sapi, hati ayam, sosis hati, berbagai jenis ikan (baronang, cakalang, gabus, kawalinya, kima, lehoma, malugis, rajungan, sarden, sunu, titang dan tongkol), telur ikan dan juga telur asin.
7. Hasil olahan
Selain vitamin A alami ada juga yang berasal dri olahan seperti kepala susu, mentega, minyak ikan, minyak kelapa sawit, tepung ikan serta tepung susu.
Makanan yang mengandung
vitamin A Tinggi :
* hati (sapi, babi, ayam, kalkun, ikan) (6500 mg 722%)
* wortel (835 ug 93%)
* brokoli daun (800 mg 89%)
* ubi jalar (709 mg 79%)
* mentega (684 mg 76%)
* kangkung (6s81 ug 76%)
* bayam (469 ug 52%)
* labu (400 mg 41%)
* collard hijau (333 mg 37%)
* Keju cheddar (265 mg 29%)
* melon melon (169 mg 19%)
* telur (140 mg 16%)
* aprikot (96 mg 11%)
* pepaya (55 mg 6%)
* mangga (38 mg 4%)
* kacang (38 mg 4%)
* brokoli (31 mg 3%)
* susu (28 mg 3%)
* hati (sapi, babi, ayam, kalkun, ikan) (6500 mg 722%)
* wortel (835 ug 93%)
* brokoli daun (800 mg 89%)
* ubi jalar (709 mg 79%)
* mentega (684 mg 76%)
* kangkung (6s81 ug 76%)
* bayam (469 ug 52%)
* labu (400 mg 41%)
* collard hijau (333 mg 37%)
* Keju cheddar (265 mg 29%)
* melon melon (169 mg 19%)
* telur (140 mg 16%)
* aprikot (96 mg 11%)
* pepaya (55 mg 6%)
* mangga (38 mg 4%)
* kacang (38 mg 4%)
* brokoli (31 mg 3%)
* susu (28 mg 3%)
2.5 Dampak Kekurangan
dan Kelebihan vitamin A
2.5.1 Dampak Kekurangan Vitamin A (Defesiensi Vit.A) :
v Tanda-tanda Kekurangan Vitamin A
Berat bayi lahir rendah yang terjadi dapat memunculkan adanya
kekurangan vitamin A. Karena bayi dengan berat rendah, dimana berat badan bayi
kurang dari 2,5 Kg lebih mudah terancam kekurangan vitamin A. Pada perkembangan
umurnya jika sang bayi tidak segera ditangani mendapatkan asupan vitamin A,
penyakit seperti rabun senja, xerosis kornea akan dideritanya.
Penyakit lain seperti penyakit paru-paru autoimun dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Penyakit paru ini akibat kurangnya berbagai vitamin termasuk vitamin A. Biasanya penyakit autonium pada paru-paru ini menyerang orang dewasa yang punya kebiasaan merokok. Namun dapat juga menyerang bayi jika kekurangan asupan vitamin A. Karena menurut tabel defisiensi vitamin, bahwa vitamin A yang memberi pengaruh lebih besar terhadap sel T pada tubuh. Sel T inilah yang berpengaruh pada imunitas tubuh.
Penyakit lain seperti penyakit paru-paru autoimun dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Penyakit paru ini akibat kurangnya berbagai vitamin termasuk vitamin A. Biasanya penyakit autonium pada paru-paru ini menyerang orang dewasa yang punya kebiasaan merokok. Namun dapat juga menyerang bayi jika kekurangan asupan vitamin A. Karena menurut tabel defisiensi vitamin, bahwa vitamin A yang memberi pengaruh lebih besar terhadap sel T pada tubuh. Sel T inilah yang berpengaruh pada imunitas tubuh.
v Penyakit akibat
kekurangan vitamin A :
– Hemeralopia yang timbul karena menurunnya kemampuan sel basilus pada waktu senja
– Bintik bitot (kerusakan pada retina)
– Seroftalmia (kornea mata mengering karena terganggunya kelenjar air mata)
– Keratomalasi (kornea mata rusak sama sekali karena berkurangnya produksi minyak meibom)
– Frinoderma (kulit kaki dan tangan bersisik karena pembentukan epitel kulit terganggu)
– Pendarahan pada selaput usus, ginjal, dan paru-paru karena rusaknya epitel organ
– Proses pertumbuhan terhenti
– Hemeralopia yang timbul karena menurunnya kemampuan sel basilus pada waktu senja
– Bintik bitot (kerusakan pada retina)
– Seroftalmia (kornea mata mengering karena terganggunya kelenjar air mata)
– Keratomalasi (kornea mata rusak sama sekali karena berkurangnya produksi minyak meibom)
– Frinoderma (kulit kaki dan tangan bersisik karena pembentukan epitel kulit terganggu)
– Pendarahan pada selaput usus, ginjal, dan paru-paru karena rusaknya epitel organ
– Proses pertumbuhan terhenti
2.5.2 Dampak Kelebihan Vitamin A (Hipervitaminosis A) :
v
Gejala-gejala Kelebihan Vitamin A
Gelaja-gelaja kelebihan
vitamin A yang ditemukan antara lain secara umum adalah pandangan mata kabur,
penurunan nafsu makan, kepala pusing/sakit, lemas, impotensi/ejakulasi dini,
mual, osteoporosis, kemudian juga adanya perubahan pada kulit dan
rambut seperti kerontokan rambut, sensitivitas pada cahaya matahari, kulit dan
rambut berminyak, gatal pada kulit, warna kuning pada kulit dan juga
membesarnya payudara pada laki-laki. Sedangkan untuk kelebihan vitamin A ini
secara akut akan menyebabkan kadarkalsium yang terlalu tinggi,
gangguan ginjal, gangguan hati, kanker prostat.
1.
Gejala pada Orang Dewasa
Gejala akibat kelebihan
vitamin A ini terjadi akibat kelebihan konsumsi harian pada standar seharusnya.
Konsumsi vitamin A ini melebihi batas 3000 mikrogram perhari. Hingga
mengakibatkan hati tidak mampu menyimpan cadangan vitamin A yang cukup banyak
ini. Biasanya orang dewasa yang gemar makan hati hewan atau produk hati hewan
lainnya yang lebih sering terserang. Karenanya gejala pada orang dewasa ini
timbul paling sering adalah mual, muntah, sakit kepala, pusing, penglihatan
kabur serta kesulitan koordinasi otot.
2.
Gejala pada Wanita
Pada wanita yang sering
terjadi adalah pada saat masa kehamilan. Wanita yang beranggapan
bahwa pada masa kehamilannya membutuhkan lebih banyak vitamin memang benar.
Namun cara menempuhnya yang lebih sering salah. Banyaknya suplemen
vitaminyang dikonsumsi akhirnya membawa hal buruk pada janin. Untuk
konsumsi suplemen vitamin dibolehkan selama vitamin itu larut dalam air.
Sedangkan untuk vitamin A yang larut dalam lemak, tidak dalam air
akan tertimbun dalam tubuh. Karena yang dibutuhkan oleh tubuh untuk wanita
adalah 500 mcg RE untuk vitamin A. Jika berlebih maka gejala seperti
berhentinya siklus menstruasi, nafsu makan hilang dan iritabilitas.
3.
Gejala pada Bayi
Pada bayi ini terdapat
dua hal yaitu kelebihan vitamin A sebelum persalinan dan setelah persalinan. Jika
kelebihan vitamin A ini pada saat mengandung, maka dapat berakibat pada
kecatatan bayi nantinya seperti terjadinya pembesaran kepala, hidprosefalus.
Kecacatan pada bayi ini akibat kelebihan vitamin A lebih terjadi pada saat
semester pertama kehamilan atau sekitar 3 bulan pertama dan 6 bulan pertama.
Karena pada masa janin ini mengakibatkan sulit dideteksi dengan USG apakah ada
kecatatan atau tidak. Sehingga dihindari suplemen berlebihan terhadap ibu
hamil ini. Sedangkan gejala yang timbul setelah persalinan pada bayi
seperti adanya penonjolan pada ubun-ubun tetapi hanya sementara sampai konsumsi
suplemen vitamin A dihentikan.
v
Akibat Kelebihan Vitamin A
Kelebihan vitamin A bisa
terjadi. Jika gejala diatas sudah dapat dilihat adanya pada anak, orang dewasa,
dan ibu hamil. Maka akibatnya pun pasti ada. seperti risiko bayi lahir
cacat, memicu pertumbuhan kanker, kerapuhan tulang atau
osteoporosis, kerusakan limpa dan hati.
1.
Risiko Bayi Lahir Cacat
Bayi resiko lahir cacat
akibat kelebihan vitamin A dapat terjadi. Jika sang ibu ini mengkonsumsi
vitamin A berlebihan maka efek yang ditimbulkan adalah kecacatan pada bayi.
Kecacatan pada bayi ini bisa berupa sumbing palatum, gangguan jantung, kelainan
saluran kemih pada bayi nantinya setelah lahir. Bahkan pada kasus lain bisa
menimbulkan keguguran. Untuk itu disarankan ibu hamil mengkonsumsi vitamin A
alami dari buah dan sayur agar menurunkan resiko bayi lahir cacat.
2.
Memicu Pertumbuhan Kanker
Ternyata vitamin A yang
dikonsumsi berlebihan dapat juga memicu pertumbuhan kanker.
Sebenarnya konsumsi vitamin A ini dapat mencegah kanker jika berkecukupan.
Namun jika berlebih dapat sebaliknya. Karena vitamin A sendiri disimpan di
hati. Jika berlebihan maka akan merusak kinerja organ hati pada manusia. Di
Negara maju seperti Amerika Serikat saja konsumsi vitamin A sangat dianjurkan
hanya 500 sampai 1500 mikrogram. Kanker yang muncul diakibatkan oleh konsumsi
vitamin A berlebih ini adalah kanker prostat.
3.
Kerapuhan Tulang atau Osteoporosis
Kelebihan vitamin A ini
ternyata memicu aktivitas osteoclast yaitu sel yang menguraikan tulang.
Ternyata vitamin A ini juga berlawanan dengan sistem kerja vitamin D yang
berfungsi untuk pembentukan tulang. Hal ini sangat jarang ditemukan di
Indonesia. Tapi banyak sekali di Negara maju. Sehingga konsumsi vitamin A
mereka melebih 1500 mikrogram perhari atau hingga 3000 mikrogram dan
memunculkan kelainan pada tulang pada saat pertumbuhan atau menginjak usia
manula.
4.
Kerusakan Limpa dan Hati
Vitamin A ini ditimbun
dalam hati dengan artian tidak larut dalam air. Hati berfungsi sebagai pengolah
retinol yang berarti vitamin dalam tubuh sudah berlebih vitamin A. Jika
dibebani dengan tambahan vitamin A ini maka kinerja hati pun
bisa rusak untuk jangka lama. Untuk itu vitamin A ini dikonsumsi langsung
berupa beta karoten agar mengolahnya dalam tubuh dapat diminimalkan resikonya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vitamin A banyak bersumber dari sayur-sayuran dan
buah-buahan, mentega, minyak ikan, minyak kelapa sawit, susu, telor, dll.
Vitamin A berfungsi untuk proses pertumbuhan, pembentukan indra penglihatan,
untuk memelihara kulit, untuk kesehatan gigi, melindungi dari infeksi,
menangkal radikal bebas, dll. Kebutuhan vitamin A perhari untuk pria 900 mcg
dan wanita 700 mcg. Apabila kekurangan vitamin A akan mengalmi buta senja,
kulit kasar, pertumbuhan terhambat, menurunnya daya tahan tubuh. Namun jika
kelebihan vitamin a akan mengalami cepat lelah, rambut rontok. Mual, muntah dan
pusing.
3.2 Saran
Penulis
menyarankan kepada pembaca agar makalah ini bisa bemanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,Sunita.
2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar