Jumat, 01 November 2013

Makalah Ilmu Gizi (Vitamin A)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organikamina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.     
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang samasekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah faktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secaranormal.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Vitamin dibagi menjadi 2 yaitu :

1.   Vitamin larut dalam air : vitamin B dan vitamin C
2.   Vitamin larut dalam lemak : vitamin A, D, E, K 

Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Disamping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.

2.2 Rumusan Masalah

v  Bagaimana sejarah vitamin A ?
v  Bagaimana klasifikasi vitamin A ?
v  Makanan apa saja yang termasuk golongan vitamin A ?
v  Apa fungsi vitamin A ?
v  Apa dampak jika kekurangan vitamin A ?

2.3 Tujuan Penulisan

*  Untuk mengetahui sejarah vitamin A
*  Untuk mengetahui klasifikasi vitamin A
*  Untuk mengetahui sumber makanan yang mengandung vitamin A
*  Untuk mengetahui fungsi vitamin A
*  Untuk mengetahui dampak jika kekurangan vitamin A








BAB II
ISI

2.1 Sejarah Vitamin A
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan.
Istilah vitamine pertama kali dipergunakan pada tahun 1912 oleh Cashimir Funk di Polandia. dalam upaya menemukan zat di dalam dedek beras yang mampu menyembuhkan penyakit beri-beri, ia menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kekurangan suatu zat di dalam makanan sehari-hari. zat ini dibutuhkan untuk hidup (vita) dan mengandung unsur nitrogen (amine), oleh sebab itu diberi nama vitamine. Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa ada beberapa jenis vitamin yang ternyata tidak merupakan amine. Oleh sebab itu "vitamine" kemudian diubah menjadi vitamin.
Vitamin diberi nama urut abjad (A, B, C, D, E, dan K). Vitamin B ternyata memiliki beberapa unsur vitamin. Penelitian-penelitian kemudian membedakan vitamin menjadi dua kelompok:
1. Vitamin Larut dalam Lemak (Vitamin A, D, E, dan K).
2. Vitamin Larut dalam Air (Vitamin B dan C).

Vitamin Larut dalam Lemak :
Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Sejak 100 tahun SM, para dokter di Cina dan Mesir melakukan penyembuhan dengan mengoleskan hati sapi pada mata yang kemudian mengalami buta senja (dalam bahasa Yunani ‘nuktalo’pia’). Seorang dokter romawi (25 tahun SM) pertama-tama menggunakan istilah xeroftalmia. Penyakit ini pada abad ke-19 banyak terdapat di Eropa dan hingga sekarang di negara berkembang. Penyakit ini merupakan penyakit defisiensi (kurang) gizi pertama yang diteliti oleh Megadine pada tahun 1816 dengan memberikan makanan yang hanya diberi gluten gandum, pati, gula, dan minyak zaitun pada anjing percobaan.
Pada tahun 1918, ditemukan sifat mengatur pertumbuhan yang sama dari makanan yang mengandung pigmen berwarna kuning berasal dari sayuran. Pada tahun 1928 karoten, salah satu pigmen berwarna kuning tumbuh-tumbuhan, di identifikasi sebagai prekursor vitamin A. Istilah vitamin A kemudian digunakan untuk menyatakan semua bentuk vitamin tersebut yang merupakan sumber vitamin A.
Pada tahun 1932 susunan kimia vitamin A diketahui. Pada tahun 1937 vitamin A dapat diisolasi dari minyak hati halibut dalam bentuk kristal, pada tahun 1974 vitamin A dapat di seintesis. Vitamin A sekarang digunakan untuk fortifikasi berbagai macam pangan dan sebagai suplemen. Vitamin A dinamankan retinol karena fungsi spesifiknya dalam retina mata.
Penelitian di Indonesia pada tahun 1976-1984 oleh Sommer dan tarwotjo dkk, menunjukkan bahwa anak-anak di propinsi Aceh dan Jawa Barat yang memiliki xeroftalmia ringan mempunyai resiko lebih tinggi sebesar 2-3 kali untuk menderita penyakit infeksi saluran pernapasan dan diare, serta 3-6 kali untuk mati. Penelitian di Tanzania dan Afrika Selatan menunjukkan penurunan angka kematian karena campak sebesar 46-80% pada anak-anak penderita campak yang diberi suplementasi 200.000 SI vitamin A selama 2 hari berturut-turut.
Penelitian-penelitan yang dikutip oleh submit (1991), menunjukkan kemungkinan hubungan antara beta-karoten dan vitamin A dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung coroner dan kanker. Hal ini berkaitan karena fungsi beta-karotin dan vitamin A sebagai antioksidan yang mampu menyesuaikan fungsi kekebalan dan sistem perlawanan tubuh terhadap mikroorganisme atau proses merusak lainnya.

2.2 Klasifikasi Vitamin A
               2.2.1 Sifat-sifat Vitamin A
Vitamin A terdiri dari 3 biomolekul aktif, yaitu retinol, retinal (retinaldehyde) dan retinoic acid. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat mensintesis vitamin A, tetapi manusia dan hewan mempunyai enzim di dalam mukosa usus yang sanggup mengubah karotenoid provitamin A menjadi vitamin A. Retinol dan retinal mudah dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan panas dan lembab dan bila berhubungan dengan mineral mikro atau dengan lemak/minyak yang tengik. Vitamin dalam bentuk ester asetat atau palmitat bersifat lebih stabil dibanding bentuk alkohol maupun aldehid.  
Tumbuh-tumbuhan tidak mensintesis vitamin A, akan tetapi manusia dan hewan mempunyai enzim di dalam mukosa usus yang sanggup merubah karotenoid provitamin A menjadi vitamin A. Dikenal bentuk-bentuk vitamin A, yaitu bentuk alkohol, dikenal sebagai retinol, bentuk aldehid disebut retinal, dan berbentuk asam, yaitu asam retinoat.
Retinol dan retinal mudah dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan panas dan lembab dan bila berhubungan dengan mineral mikro atau dengan lemak/minyak yang tengik. Retinol tidak akan berubah dalam gelap, sehingga bisa disimpan dalam bentuk ampul, di tempat gelap, pada suhu di bawah nol. Retinol juga sukar berubah, jika disimpan dalam tempat tertutup rapat, apalagi disediakan antioksidan yang cocok. Vitamin dalam bentuk ester asetat atau palmitat bersifat lebih stabil dibanding bentuk alkohol maupun aldehid.
Secara kimia, penambahan vitamin E dan antioksidan alami dari tanaman bisa melindungi vitamin A dalam bahan makanan. Leguminosa tertentu, terutama kacang kedele dan alfafa, mengandung enzim lipoksigenase yang bisa merusak karoten, xantofil, bahkan  vitamin A, melalui   tahapan-tahapan oksidasi dengan asam lemak tidak jenuh. Melalui pemanasan yang sempurna pada kacang kedele dan pengeringan pada alfafa akan merusak enzim tersebut.
Di dalam praktek, terutama dalam penyimpanan, vitamin A bersifat tidak stabil. Guna menciptakan kestabilannya, maka dapat diambil langkah-langkah, yaitu secara kimia, dengan penambahan antioksidan dan secara mekanis dengan melapisi tetesan-tetesan vitamin A dengan lemak stabil, gelatin atau lilin, sehingga merupakan butiran-butiran kecil. Melalui teknik tersebut, maka sebagian besar vitamin A bisa dilindungi dari kontak langsung dengan oksigen.
2.2.2 Manfaat Vitamin A

Vitamin A essensial untuk pertumbuhan, karena merupakan senyawa penting yang menciptakan tubuh tahan terhadap infeksi dan  memelihara jaringan epithel berfungsi normal. Jaringan epithel yang dimaksud adalah terutama pada mata, alat pernapasan, alat pencernaan, alat reproduksi, syaraf dan sistem pembuangan urine.
Hubungan antara vitamin A dengan fungsi mata yang normal, perlu mendapat perhatian khusus. Vitamin A berperan dalam sintesis stereoisomer dari retinal yang disebut retinen, yang berkombinasi dengan protein membentuk grup prostetik yang disebut “visual purple”, yang lebih dikenal dengan istilah rodopsin. Jadi vitamin A diperlukan untuk mensintesis rodopsin, yang selalu pecah atau dirusak oleh proses fotokimiawi sebagai salah satu proses fisiologis dalam sistem melihat. Apabila vitamin A pada suatu saat kurang dalam tubuh, maka sintesis ”visual purple” akan terganggu, sehingga terjadi kelainan-kelainan melihat.   
Vitamin A berperan dalam berbagai proses tubuh, antara lain, stereoisomer dari retinal yang disebut retinen, memainkan peranan penting dalam penglihatan. Vitamin A diperlukan juga dalam pencegahan ataxia, pertumbuhan dan perkembangan sel, pemeliharaan kesempurnaan selaput lendir (mukosa), reproduksi,pertumbuhan tulang rawan yang baik dan cairan serebrospinal yang norma, mampu meningkatkan sistem imun, berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan terbukti bisa melawan ketuaan.
Secara metabolik, vitamin A berperan dalam memacu sintesis kortikosteroid, yaitu pada proses hidroksilasi pregnenolon menjadi progesteron, memacu perubahan mevalonat menjadi squalen, yang selanjutnya dirubah menjadi kolesterol dan sebagai pengemban (carrier) pada sintesis glikoprotein membran.
2.2.3 Metabolisme vitamin A
Vitamin A dan β-karoten diserap dari usus halus dan sebagian besar disimpan di dalam hati. Bentuk karoten dalam tumbuhan selain  β, adalah α, γ-karoten serta kriptosantin. Setelah dilepaskan dari bahan pangan dalam proses pencernaan, senyawa tersebut diserap oleh usus halus dengan bantuan  asam empedu (pembentukan micelle).
Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle secara difusi pasif, kemudian digabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui saluran limfatik, kemudian bergabung dengan saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Di hati, vitamin A digabungkan dengan asam palmitat dan disimpan dalam bentuk retinil-palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh, retinil palmitat diikat oleh protein pengikat retinol (PPR) atauretinol-binding protein (RBP), yang disintesis dalam hati. Selanjutnya ditransfer ke protein lain, yaitu “transthyretin” untuk diangkut ke sel-sel jaringan.
Vitamin A yang tidak digunakan oleh sel-sel tubuh diikat oleh protein pengikat retinol seluler (celluler retinol binding protein), sebagian diangkut ke hati dan bergabung dengan asam empedu, yang selanjutnya diekskresikan ke usus halus, kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Sebagian lagi diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine dalam bentuk asam retinoat.
Karoten diserap oleh usus seperti halnya vitamin A, sebagian dikonversi menjadi retinol dan metabolismenya seperti di atas. Sebagian kecil karoten disimpan dalam jaringan adiposa dan yang tidak digunakan oleh tubuh diekskresikan bersama asam empedu melalui feses.
Pada diet nabati, di lumen usus, oleh enzim β- karoten 15,15-deoksigenase,  β- karoten tersebut dipecah menjadi retinal (retinaldehid), yang kemudian direduksi menjadi retinol oleh enzim retinaldehid reduktase.  Pada diet hewani, retinol ester dihidrolisis oleh esterase dari pankreas, selanjutnya diabsorbsi dalam bentuk retinol, sehingga diperlukan garam empedu.
Proses di atas sangat  terkontrol, sehingga tidak dimungkinkan produksi vitamin A dari karoten secara berlebihan. Tidak seluruh karoten dapat dikonversi menjadi vitamin A, sebagian diserap utuh dan masuk ke dalam sirkulasi, hal ini akan digunakan tubuh sebagai antioksidan. Beberapa hal yang menyebabkan karoten gagal dikonversi menjadi vitamin A, antara lain (1) penyerapan tidak sempurna ; (2) konversi tidak 100%, salah satu sebab adalah diantara karoten lolos ke saluran limfe, dan (3) pemecahan yang kurang efisien.
2.3 Fungsi Vitamin A Bagi Tubuh
1. Menjaga kesehatan mata.
Vitamin A sangat berperan dalam pembentukan indera penglihatan. Vitamin ini akan membantu mengubah sinyal molekul dari sinar atau cahaya yang diterima retina untuk menjadi suatu proyeksi gambar di otak kita.

2. Mencegah terjadinya kanker
Vitamin A dapat membantu sel untuk bereproduksi secara normal. Jika sel-sel tersebut tidak bereproduksi secara normal, bisa berubah menjadi pra-kanker.

3. Diperlukan untuk Ibu Hamil
Vitamin A juga sangat baik bagi ibu hamil. Karena dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan embrio dan janin, serta akan mempengaruhi gen untuk perkembangan organnya.

4. Mencegah infeksi dan meningkatkan kekebalan tubuh
Vitamin A melindungi tubuh dari inveksi organisme asing seperti bakteri patogen. Vitamin ini akan meningkatkan aktivitas kerja dari sel darah putih dan antibodi di dalam tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih resisten terhadap senyawa toksin ataupun serangan mikroorganisme parasit.

2.4 Sumber Makanan yang Mengandung Vitamin A

Macam-macam Sumber Vitamin A :
1. Sereal
Berasal dari jagung kuning dan gandum

2. Umbi-umbian
Umbi-umbian yang mengandung banyak vitamin A adalah ubi kuning, ubi kuning kukus, ubi jalar merah, ubi rambat merah,

3. Biji-bijian
Dari biji-bijian atau kacang-kacangan adalah kacang ercis dan kacang merah

4.Sayuran
Sayuran yang mengandung banyak vitamin A diantaranya bakung, bayam, bayam keripik goreng, bunkil daun talas, bayam merah, daun genjer, daun jambu, daun jambu mete, daun kacang panjang, serta daun hijauan lainnya, Gandaria, kacang panjang, kankung, kol cina, labu kuning, rumput laut, sawi, semanggi, terong hintalo dan wortel.

5. Buah-buahan
Contohnya adalah apel, buah negeri, kesemek, mangga, pepaya, pisang, sowa serta sukun.

6. Hewani
Sumber vitamin A Hewani berasal dari daging ayam, bebek, ginjal domba, hati sapi, hati ayam, sosis hati, berbagai jenis ikan (baronang, cakalang, gabus, kawalinya, kima, lehoma, malugis, rajungan, sarden, sunu, titang dan tongkol), telur ikan dan juga telur asin.

7. Hasil olahan
Selain vitamin A alami ada juga yang berasal dri olahan seperti kepala susu, mentega, minyak ikan, minyak kelapa sawit, tepung ikan serta tepung susu.

Makanan yang mengandung vitamin A Tinggi :

    * hati (sapi, babi, ayam, kalkun, ikan) (6500 mg 722%)
    * wortel (835 ug 93%)
    * brokoli daun (800 mg 89%)
    * ubi jalar (709 mg 79%)
    * mentega (684 mg 76%)
    * kangkung (6s81 ug 76%)
    * bayam (469 ug 52%)
    * labu (400 mg 41%)
    * collard hijau (333 mg 37%)
    * Keju cheddar (265 mg 29%)
    * melon melon (169 mg 19%)
    * telur (140 mg 16%)
    * aprikot (96 mg 11%)
    * pepaya (55 mg 6%)
    * mangga (38 mg 4%)
    * kacang (38 mg 4%)
    * brokoli (31 mg 3%)     
    * susu (28 mg 3%)

2.5 Dampak Kekurangan dan Kelebihan vitamin A
2.5.1 Dampak Kekurangan Vitamin A (Defesiensi Vit.A) :
v  Tanda-tanda Kekurangan Vitamin A
                 
Berat bayi lahir rendah yang terjadi dapat memunculkan adanya kekurangan vitamin A. Karena bayi dengan berat rendah, dimana berat badan bayi kurang dari 2,5 Kg lebih mudah terancam kekurangan vitamin A. Pada perkembangan umurnya jika sang bayi tidak segera ditangani mendapatkan asupan vitamin A, penyakit seperti rabun senja, xerosis kornea akan dideritanya.
            Penyakit lain seperti penyakit paru-paru autoimun dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Penyakit paru ini akibat kurangnya berbagai vitamin termasuk vitamin A. Biasanya penyakit autonium pada paru-paru ini menyerang orang dewasa yang punya kebiasaan merokok. Namun dapat juga menyerang bayi jika kekurangan asupan vitamin A. Karena menurut tabel defisiensi vitamin, bahwa vitamin A yang memberi pengaruh lebih besar terhadap sel T pada tubuh. Sel T inilah yang berpengaruh pada imunitas tubuh.

v  Penyakit akibat kekurangan vitamin A :

– Hemeralopia yang timbul karena menurunnya kemampuan sel basilus pada waktu senja
– Bintik bitot (kerusakan pada retina)
– Seroftalmia (kornea mata mengering karena terganggunya kelenjar air mata)
– Keratomalasi (kornea mata rusak sama sekali karena berkurangnya produksi minyak meibom)
– Frinoderma (kulit kaki dan tangan bersisik karena pembentukan epitel kulit terganggu)
– Pendarahan pada selaput usus, ginjal, dan paru-paru karena rusaknya epitel organ
– Proses pertumbuhan terhenti
2.5.2 Dampak Kelebihan Vitamin A (Hipervitaminosis A) :
v  Gejala-gejala Kelebihan Vitamin A
Gelaja-gelaja kelebihan vitamin A yang ditemukan antara lain secara umum adalah pandangan mata kabur, penurunan nafsu makan, kepala pusing/sakit, lemas, impotensi/ejakulasi dini, mual, osteoporosis, kemudian juga adanya perubahan pada kulit dan rambut seperti kerontokan rambut, sensitivitas pada cahaya matahari, kulit dan rambut berminyak, gatal pada kulit, warna kuning pada kulit dan juga membesarnya payudara pada laki-laki. Sedangkan untuk kelebihan vitamin A ini secara akut akan menyebabkan kadarkalsium yang terlalu tinggi, gangguan ginjal, gangguan hati, kanker prostat.
1.      Gejala pada Orang Dewasa
Gejala akibat kelebihan vitamin A ini terjadi akibat kelebihan konsumsi harian pada standar seharusnya. Konsumsi vitamin A ini melebihi batas 3000 mikrogram perhari. Hingga mengakibatkan hati tidak mampu menyimpan cadangan vitamin A yang cukup banyak ini. Biasanya orang dewasa yang gemar makan hati hewan atau produk hati hewan lainnya yang lebih sering terserang. Karenanya gejala pada orang dewasa ini timbul paling sering adalah mual, muntah, sakit kepala, pusing, penglihatan kabur serta kesulitan koordinasi otot.
2.      Gejala pada Wanita
Pada wanita yang sering terjadi adalah pada saat masa kehamilan. Wanita yang beranggapan bahwa pada masa kehamilannya membutuhkan lebih banyak vitamin memang benar. Namun cara menempuhnya yang lebih sering salah. Banyaknya suplemen vitaminyang dikonsumsi akhirnya membawa hal buruk pada janin. Untuk konsumsi suplemen vitamin dibolehkan selama vitamin itu larut dalam air. Sedangkan untuk vitamin A yang larut dalam lemak, tidak dalam air akan tertimbun dalam tubuh. Karena yang dibutuhkan oleh tubuh untuk wanita adalah 500 mcg RE untuk vitamin A. Jika berlebih maka gejala seperti berhentinya siklus menstruasi, nafsu makan hilang dan iritabilitas.
3.      Gejala pada Bayi
Pada bayi ini terdapat dua hal yaitu kelebihan vitamin A sebelum persalinan dan setelah persalinan. Jika kelebihan vitamin A ini pada saat mengandung, maka dapat berakibat pada kecatatan bayi nantinya seperti terjadinya pembesaran kepala, hidprosefalus. Kecacatan pada bayi ini akibat kelebihan vitamin A lebih terjadi pada saat semester pertama kehamilan atau sekitar 3 bulan pertama dan 6 bulan pertama. Karena pada masa janin ini mengakibatkan sulit dideteksi dengan USG apakah ada kecatatan atau tidak. Sehingga dihindari suplemen berlebihan terhadap ibu hamil ini. Sedangkan gejala yang timbul setelah persalinan pada bayi seperti adanya penonjolan pada ubun-ubun tetapi hanya sementara sampai konsumsi suplemen vitamin A dihentikan.
v  Akibat Kelebihan Vitamin A
Kelebihan vitamin A bisa terjadi. Jika gejala diatas sudah dapat dilihat adanya pada anak, orang dewasa, dan ibu hamil. Maka akibatnya pun pasti ada. seperti risiko bayi lahir cacat, memicu pertumbuhan kanker, kerapuhan tulang atau osteoporosis, kerusakan limpa dan hati.
1.      Risiko Bayi Lahir Cacat
Bayi resiko lahir cacat akibat kelebihan vitamin A dapat terjadi. Jika sang ibu ini mengkonsumsi vitamin A berlebihan maka efek yang ditimbulkan adalah kecacatan pada bayi. Kecacatan pada bayi ini bisa berupa sumbing palatum, gangguan jantung, kelainan saluran kemih pada bayi nantinya setelah lahir. Bahkan pada kasus lain bisa menimbulkan keguguran. Untuk itu disarankan ibu hamil mengkonsumsi vitamin A alami dari buah dan sayur agar menurunkan resiko bayi lahir cacat.
2.      Memicu Pertumbuhan Kanker
Ternyata vitamin A yang dikonsumsi berlebihan dapat juga memicu pertumbuhan kanker. Sebenarnya konsumsi vitamin A ini dapat mencegah kanker jika berkecukupan. Namun jika berlebih dapat sebaliknya. Karena vitamin A sendiri disimpan di hati. Jika berlebihan maka akan merusak kinerja organ hati pada manusia. Di Negara maju seperti Amerika Serikat saja konsumsi vitamin A sangat dianjurkan hanya 500 sampai 1500 mikrogram. Kanker yang muncul diakibatkan oleh konsumsi vitamin A berlebih ini adalah kanker prostat.
3.      Kerapuhan Tulang atau Osteoporosis
Kelebihan vitamin A ini ternyata memicu aktivitas osteoclast yaitu sel yang menguraikan tulang. Ternyata vitamin A ini juga berlawanan dengan sistem kerja vitamin D yang berfungsi untuk pembentukan tulang. Hal ini sangat jarang ditemukan di Indonesia. Tapi banyak sekali di Negara maju. Sehingga konsumsi vitamin A mereka melebih 1500 mikrogram perhari atau hingga 3000 mikrogram dan memunculkan kelainan pada tulang pada saat pertumbuhan atau menginjak usia manula.
4.      Kerusakan Limpa dan Hati
Vitamin A ini ditimbun dalam hati dengan artian tidak larut dalam air. Hati berfungsi sebagai pengolah retinol yang berarti vitamin dalam tubuh sudah berlebih vitamin A. Jika dibebani dengan tambahan vitamin A ini maka kinerja hati pun bisa rusak untuk jangka lama. Untuk itu vitamin A ini dikonsumsi langsung berupa beta karoten agar mengolahnya dalam tubuh dapat diminimalkan resikonya.









BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Vitamin  A banyak bersumber dari sayur-sayuran dan buah-buahan, mentega, minyak ikan, minyak kelapa sawit, susu, telor, dll. Vitamin A berfungsi untuk proses pertumbuhan, pembentukan indra penglihatan, untuk memelihara kulit, untuk kesehatan gigi, melindungi dari infeksi, menangkal radikal bebas, dll. Kebutuhan vitamin A perhari untuk pria 900 mcg dan wanita 700 mcg. Apabila kekurangan vitamin A akan mengalmi buta senja, kulit kasar, pertumbuhan terhambat, menurunnya daya tahan tubuh. Namun jika kelebihan vitamin a akan mengalami cepat lelah, rambut rontok. Mual, muntah dan pusing.
3.2 Saran
            Penulis menyarankan kepada pembaca agar makalah ini bisa bemanfaat bagi kita semua.











DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama



Tidak ada komentar:

Posting Komentar